KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menciptakan alam semesta beserta isinya. Alhamdulilah kami ucapkan atas
limpahan rahmat serta karunianya sehingga makalah yang berjudul “MENYUNTING
NASKAH” dapat terselasaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami
sangat berharap agar makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita tentang menyunting naskah. Tak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yng telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini
sehingga selesai tepat pada waktunya.
Kami
menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari sempurna. Kami berharap
adanya keritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalh ini.
Malang, 7 November 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyuntingan telah ada dalam dunia penerbitan buku di Indonesia sejak
1890 (dikerjakan oleh orang non pribumi, yaitu oleh orang Belanda dan
Tionghoa). Pendidikan Editing/penyuntingan di Indonesia, setingkat D3 baru
dimulai tahun 80 an yaitu, program studi editing D3 di Universitas Pajajaran,
Bandung dan Program Studi penerbitan D3 di Politeknik Negeri Jakarta,
dimulai tahun 1990 awal berdirinya Poltek jurusan ini (dahulu bernama
Politeknik Universitas Indonesia).
Dengan demikian, editor-editor yang sampai saat ini menggeluti dunia
penerbitan buku nasional, mungkin berbekal pengalaman dan autodidak, karena
memang belum memasyarakatnya pendidikan tinggi editing (terutama sampai jenjang
S1, S2, bahkan S3). Bekerja menjadi Editor, mungkin tidak dicita-citakan
atau direncanakan sebelumnya, selain itu profesi editor juga belum mendapatkan
perhatian dari pihak penerbit buku.
Fungsi seorang penyunting tidak berhenti pada perbaikan ejaan dan tata
kalimat, tapi juga berperan untuk memastikan apakah ide penulis sampai ke
pembaca secara utuh, tidak kurang tidak lebih. Dan benar, dalam arti
bersesuaian dengan fakta.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan penyuntingan (editing)?
2.
Syarat apa saja yang harus
dimiliki untuk menjadi seorang penyunting?
3.
Mengapa Sebelum Menyunting
Karangan Perlu dilakukan Evaluasi?
4.
Bagaimana Hakikat, Strategi,
dan Langkah-Langkah Menyunting?
C. Tujuan Penulisan
1.
Menambah pemahaman pembaca
tentang penyuntingan
2.
Menginformasikan pentingnya penyuntingan
terhadap karya tulis
3.
Mengetahui fakta, strategi, dan langkah-langkah mengedit
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyuntingan
Menurut
KBBI (2007:1106) definisi penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan
menyunting atau sunting-menyunting. Sedangkan definisi menyunting adalah (1) menyiapkan naskah siap
cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi,
dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). (2) merencanakan dan
mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah). (3)
menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan
memasang kembali.
Penyuntingan (editing) pada dasarnya merupakan kegiatan untunk
memperbaiki tulisan atau karangan agar karangan yang disusun mejadi lebih baik.
Kegiatan penyuntingan ini dilakukan setelah kegiatan penulisan selesai.
Kegiatan penyuntingan penting sekali dalam kegiatan tulis-menulis khusunya
untuk meningkatkan mutu tulisan.
B. Ketentuan Penyuntingan Naskah
Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang. Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan
bahasa Indonesia, penguasaan tata bahasa Indonesia, ketelitian dan kesabaran,
kemampuan menulis, keluwesan, penguasaan salah satu bidang keilmuan, pengetahuan
yang luas dan kepekaan bahasa.
1. Menguasai ejaan
Harus paham benar ejaan bahasa Indonesia yang baku saat ini. Penggunaan
huruf kecil dan huruf kapital, pemenggalan kata, dan penggunaan tanda-tanda
baca (titik, koma, dan lain-lain) harus dipahami benar. Bagaimana bisa
memperbaiki naskah orang lain jika tidak memahami seluk beluk ejaan bahasa
Indonesia.
2. Menguasai tatabahasa
Seorang editor harus menguasai bahasa Indonesia dalam arti luas, tahu
kalimat yang baik dan benar, kalimat yang salah dan tidak benar, kata-kata yang
baku, bentuk-bentuk yang salah kaprah, pilihan kata yang pas, dan sebagainya.
3. Bersahabat dengan kamus
Seseorang yang malas membuka kamus sebetulnya tidak cocok menjadi
penyunting naskah karena ahli bahasa sekalipun tidak mungkin menguasai semua
kata ag ada dalam satu bahasa tertentu, apalagi kalau berbicara mengenai bahasa
asing.
4. Memiliki kepekaan bahasa
Peyunting naskah harus tahu mana kalimat yang kasar dan kalimat yang halus;
harus tahu mana kata yang perlu dihindari dan maa kata yang sebaiknya dipakai,
harus tahu kapan kalimat atau kata tertentu digunakan atau dihindari. Untuk itu
seorang penyunting naskah peru mengikuti tulisan-tulisan pakar bahasa atau
kolom bahasa yang ada di sejumlah media cetak.
5. Memiliki pengetahuan luas
Harus banyak membaca buku, majalah, koran, dan menyerap informasi dari
media audiovisual agar tidak ketinggalan informasi.
6. Memiliki ketelitian dan
kesabaran
Dalam kondisi apapun, ketika menjalankan tugasnya seorang editor harus tetap teliti menyunting setiap kalimat, setiap kata, dan setiap istilah yang digunakan penulis naskah. Ia juga harus sabar menghadapi setiap naskah, karena proses editing itu memakan proses yang berulang-ulang.
7. Memiliki kepekaan terhadap
SARA dan Pornografi
Penyunting naskah harus tahu kalimat yang layak cetak, kalimat yang perlu
diubah konstruksinya, dan kata yang perlu diganti dengan kata lain. Dalam hal
ini seorang penyunting harus peka terhadap hal-hal yang berbau suku, agama,
ras, dan antargolongan (SARA).
8. Memiliki keluwesan
Sikap luwes dan supel harus dimiliki seorang penyunting naskah karena akan
sering berhubungan dengan orang lain. Penyunting harus bersedia mendengarkan
berbagai pertanyaan, saran, dan keluhan. Dengan kata lain, seorang yang kaku
tidaklah cocok menjadi penyunting naskah.
9. Memiliki kemampuan menulis
Hal ini perlu dimiliki seorang penyunting naskah karena kalau tidak tahu
menulis kalimat yang benar tentu kita pun akan sulit membetulkan atau memperbaiki
kalimat orang lain.
10. Menguasai bidang tertentu
Ada baiknya jika seorang penyunting naskah menguasai salah satu bidang
keilmuan tertentu karena akan sangat membantu dalam tugasnya sehari-hari.
11. Menguasai bahasa asing
Dalam tugasnya, seorang penyunting naskah akan berhadapan dengan
istilah-istilah yang berasal dari bahasa Inggris. Minimal, seorang penyunting
naskah dapat menguasai bahasa Inggris secara pasif. Artinya dapat membaca dan
memahami teks bahasa Inggris.
12. Memahami kode etik penyuntingan naskah
Berikut beberapa kode etik penyuntingan naskah yang ada dalam buku ini.
a. Editor wajib mencari informasi
mengenai penulis naskah.
b. Editor bukanlah penulis naskah.
c. Wajib menghormati gaya penulis
naskah.
d. Wajib merahasiakan informasi yang
terdapat dalam naskah yang disuntingnya.
e. Wajib mengonsultasikan hal-hal yang
mungkin akan diubahnya dalam naskah.
f. Tidak bisa menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau telah ditulisnya.
C. Evaluasi Naskah
Sebelum menyunting karangan, seorang yang melakukan penyuntingan harus
melakukan evalluasi terhadap karangan. Evaluasi
dilakukan untuk menetapkan atau memutuskan bagian naskah yang perlu (1) dihilangkan, (2) ditambah, (3) diganti, (4)
diubah, dan (5) diatur kembali.
Secara
umum, hasil menyunting sangat ditentukan oleh ketajaman dalam mengadakan
penilaian terhadap naskah. Oleh sebab itu, penulis perlu memiliki kemampuan
untuk melakukan penilaian, baik pada tulisannya maupun pada tulisan orang lain.
Ada beberapa aspek tulisan yang
perlu dievaluasi antara lain :
1. Aspek
bahasa yang digunakan dalam naskah antara lain:
a)
Diksi (pemilihan
kata)
b)
tata bentukan kata (kata-kata yang menyalahi aturan tata kata)
c)
Tata istilah (perangkat peraturan pembentukan istilah dan
kumpulan istilah yang dihasilkannya)
d)
Penggunaan tanda baca
e)
Penggunaan huruf
f)
Efektivitas kalimat yang
digunakan
2. Aspek
organisasi naskah yang meliputi :
a.
Penataan ide
b.
Keutuhan
c.
Kesempurnaan
d.
Kelengkapan ide
e.
Kebaruan pengungkapan ide
f.
Koherensi dan kohesi
g.
Daya penulisan
3. Aspek
isi yang perlu dievaluasi
a. Catatan Notes ide
b. Kesesuaian
ide dengan tujuan,pembaca sasaran, dan media yang digunakan
c. ketepatan atau validitas ide
d. Kesesuaian
bentuk-bentuk visual (misalnya grafik, gambar, dan bagan) yang digunakan
e.
Ketepatan, kecukupan,
ketelitihan, kepentingan ide penjelas
f.
Keluasan, kedalaman, dan kebermanfaatan ide yang dikemukakan
D.
Hakikat Menyunting
Menyunting karangan dapat diartikan sebagai
usaha untuk mengubah pikiran yang telah tertuang dalam kertas. Pengubahan
pikiran itu dilakukan berdasarkan pertimbangan atau pandangan penulis saat itu.
Perubahan yang dilakukan dapat bersifat menyeluruh dan bersifat sebagian.
Perubahan itu dilakukan dengan memikirkan kembali dan menata kembali
bagian-bagian tulisan.
Kegiatan
penyunting pada umumnya adalah mengevaluasi tulisan, kemudian diikuti dengan
pengubahan-pengubahan bagian tulisan. Namun, perlu diingat bahwa menggunakan
tenaga penyunting berarti menimbulkan ketergantungan pada orang lain.
Hendaknya, para penulis tidak tergantung pada orang lain. Orang yang mengetahui
seluk beluk tulisan itu adalah penulis. Oleh sebab itu, penulislah yang
sebaiknya menyunting tulisannya. Penyuntingan yang dilakukan oleh orang lain
sering tidak sesuai dengan harapan penulisnya, khususnya untuk tulisan fiksi.
Suasana tulisan sering dapat rusak apabila penyunting tidak memahami suasana
batin penulis ketika menuangkan pikirannya dalam tulisannnya tersebut.
E.
Strategi
Menyunting
Ada
empat cara dalam menyunting naskah.
1. Revisi
yang dilakukan dengan menghilangkan bagian-bagian karangan yang tidak perlu
atau perlu.
2. Revisi
yang dilakukan dengan menambah bagian-bagian karangan yang dirasakan kurang
memadai.
3. Mengganti
bagian karangan yang dinilai kurang baik.
4. Mengatur
kembali bagian-bagian karangan yang perlu diatur lagi.
Cara-cara
itu dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada tulisan
kasar.
Beberapa
penulis pada waktu penyuntingan didahului dengan membaca selintas tulisannya,
kemudian memberi tanda-tanda pada bagian yang terasa tidak memuaskan. Dengan
demikian, dapat dismpulkan bahwa menyunting merupakan bagian dari kiat menulis
dan setiap penulis mempunyai kiat yang berbeda-beda.
Para
penulis profesional biasanya melakukan penyuntingan dengan terencana, mereka
menyunting dengan dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang. Biasanya,
mereka menyunting dengan menggunakan empat tahap. Tiap-tiap tahap itu
dibicarakan dibagian setelah pembahasan ini berakhir. Selanjutnya, banyaknya
pengulangan tergantung pada pertimbangan yang digunakan penulis.
Selanjutnya,
cara yang digunakan menyunting sangat bergantung pada penilaian terhadap
karangan. Seorang penulis hendaknya memilih strategi penyuntingan sesuai dengan
hasil penetapan dalam penilaian karangan. Akan tetapi, banyak sekali dijumpai
perbedaan cara dalam melakukan penyuntingan. Secara umum, penghilangan
dilakukan apabila dalam karangan ada bagian yang tidak penting dan tidak
mempunyai manfaat dalam membangun karangan. Selanjutnya, menambah dilakukan
apabila paragraf tersebut masih terasa kurang sempurna sehingga perlu mendapat
penambahan. Penambahan hendaknya tetap berdasarkan ide yang telah dinyatakan.
Sedangkan, penggantian dilakukan apabila, paragaraf yang disunting mengandung
unsur-unsur yang sesuai dengan yang diharapkan.
F.
LANGKAH-LANGKAH
MENYUNTING
Tahap
dalam menyunting karangan ada lima
langkah. Langkah-langkah itu diuraikan sebagai berikut:
1. Menyunting
isi
Hal ini dilakukan karena isi itu menentukan bahasa
yang digunakan dalam karangan. Secara umum menyunting isi ditujukan pada ide
pokok dan penjelas.
2. Menyunting
organisasi
Kegiataan penyuntingan pada langkah ini untuk mengatur
kembali ide agar membentuk paragraf yang baik.
3. Menyunting
unsur bahasa
Kegiatan penyuntingan ini dilakukan pada naskah yang
telah disunting pada tahap pertama dan kedua.
4. Pengecekan
akhir
Setelah aspek isi, organisasi, dan kebahasaan
disunting, penulis hendaknya memeriksa kembali aspek itu untuk menemukan
kemungkinan kekurangan atau kesalahan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai aspek yang telah disunting sebelumnya.
5. Penulisan
akhir
Penulisan akhir pada dasarnya mengetik ulang hasil
pengecekan akhir dengan mempertimbangkan berbagai persyaratan yang dituntut,
misalnya ukuran kertas, spasi, bentuk huruf.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menyunting
pada prinsipnya adalah proses memperbaiki naskah yang telah ditulis. Proses itu
didahului dengan kegiatan penilaian terhadap komponen karangan yang meliputi
isi, organisasi, dan bahasa. Dalam menyunting, ada empat strategi yang
dilakukan. Pertama, revisi yang dilakukan dengan menghilangkan bagian-bagian
karangan yang tidak penting. Kedua, revisi yang dilakukan dengan menambah
bagian-bagian karangan yang dirasakan kurang memadai. Ketiga, mngganti bagian
karangan yang dinilai kurang baik. Keempat, mengatur kembali bagian-bagian
karangan yang perlu diatur lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Rani, Abdul. dan Martutik. 2013. Menulis Dasar dan
Berbasis Tugas.Malang.: Surya Pena Gemilang
http://abasawatawalla01.blogspot.co.id/2012/12/penyuntingan-naskah.html
ARIGATO!!
BalasHapusthanks you
BalasHapus